Potret Tukang Sampah

Diposting oleh blog pribadiku

Dengan perut lapar dan harapan kosong
Aku menelanmu, Jakarta
Kukunyah-kunyah sebuah mikrolet tua
Onggokan sampah telah jadi menu utamaku
Roda gerobak adalah sendok dan garpu

Tuhan, jangan beri aku uang
Baunya lebih kecut ketimbang sampahku
Mendingan di bayang-bayang pohon mangga
Aku menyiapkan cerita untuk anak cucu
Untukmu, Jakarta
Untuk pengemudi bajaj, penyalur genteng
Dan pedagangkaki lima

Jakarta,seribu tahun genap sudah
Engkau masih compang-camping,luka-luka
Tangis bayi dan jerit wanita di mana-mana
Bianglala di atas perkampungan
Bikincinta terbakar dalam perut lapar

Sumber : Buku Kompeten Berbahasa Indonesia
PENERBIT ERLANGGA

0 komentar:

Posting Komentar